KAUM MUDA PELOPOR DAKWAH BERBASIS MASJID



liputan pengajian subuh

Sejatinya, kaum muda adalah pelopor bagi terciptanya suatu peradaban yang maju. Kaum muda memiliki peran sebagai penggerak atau motor dalam upaya-upaya mencapai cita-cita kemajuan umat. Dalam kajian S3 (Sabtu Shalat Subuh) Berjamaah di Masjid Darul Ulum FKIP UHAMKA, Ustaz Ahmad Fihri menyampaikan sebuah materi menarik mengenai “Masjid Sebagai Habitat Anak Muda”, Sabtu (22/7).

Dalam prolognya, Ustaz Fihri menyampaikan bahwa kita perlu membangun gerakan ke masjid. Dan untuk itu, perlu adanya kolektivitas atau kebersamaan untuk saling mengingatkan satu sama lain. Tanpa ada yang membersamainya, anak muda ini akan kendor. Maka, dia menjelaskan, kita harus mendorong agar anak-anak muda berani menjadi imam shalat, berani berkhutbah, dan berani menjadi inisiator gerakan dakwah di masjid.

Masjid, kata Ustaz, secara bahasa berarti tempat untuk bersujud atau berarti juga rumah untuk menunaikan shalat. Sebuah hadis menyebutkan, "Dijadikan bumi ini adalah sebagai tempat untuk bersujud," ujarnya. Maka, kata dia, di manapun tempatnya adalah tempat sujud, tempat shalat. Ustaz Fihri juga menjelaskan bahwa istilah masjid dalam konteks bahasa Indonesia lebih kepada tempat untuk shalat berjamaah (jami’).

Dia juga menyampaikan keutamaan kaum Muslim terhadap masjid. Adapun keutamaannya, kata dia, yaitu merindukan masjid, mendatangi masjid, membersihkan masjid, merapikan masjid, dan terakhir membangun masjid.

"Hari ini masjid kita ruhnya enggak ada, kajian-kajiannya kurang," katanya. Dia juga mengimbau agar pengurus masjid atau DKM tidak pelit dalam hal mengeluarkan dana untuk syiar, seperti pengajian, kajian, maupun pemenuhan fasilitas masjid yang membuat anak muda nyaman berada di masjid.

Kaum muda, kata dia, harus mulai bergerak menjadikan masjid sebagai ruang dakwah amar makruf wa nahi mungkar. Dia mengatakan, jangan hanya yang tua-tua terus yang mengadakan pengajian. “Anak muda harus tampil jadi penggerak,” ujarnya.

Agar kaum muda bisa mencintai masjid, Ustaz Fihri berpesan agar masjid bisa menjadi tempat yang ramah anak. Kebiasaan di kita, kata dia, ketika anak-anak berada di masjid malah dimarah-marahi. Padahal, dia menegaskan, anak-anak harus diajari tentang ilmu dan adab, termasuk untuk mencintai masjid. Maka orang tua memiliki peran untuk mengajarkan anaknya agar bisa tertib ketika berada di masjid.

Dia juga berpesan kepada kaum muda (mahasiswa) untuk tidak melupakan adab. Sebab, kata dia, ilmu tanpa adab tidaklah ada harganya di mata manusia. Maka dari itu, rajinlah dalam hal mengikuti kajian-kajian atau majelis. Mahasiswa, kata dia, jangan dicekoki nilai-nilai akademik belaka, apalagi sampai melupakan adab dan kejujuran.

Ustaz Fihri melanjutkan, mahasiswa harus punya ghirah dalam hal ibadah, termasuk dalam membuat gerakan-gerakan dakwah di masjid. Misalnya, dia mencontohkan, membuat gerakan shalat Dhuha, gerakan puasa sunah Senin-Kamis, dan paling penting gerakan shalat berjamaah di masjid. “Jangan sampai label kampus kita Islami, tapi waktunya shalat masih sibuk di kelas,” ujarnya.

Dia juga berpesan agar fungsi masjid dioptimalkan sebagai basis peribahadan, pertemuan, musyawarah, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. "Jadikan masjid seperti rumah kita sendiri," katanya.

Masjid merupakan rumah bagi orang yang bertakwa. Ustaz Fihri mengajak jamaah untuk sama-sama memberdayakan masjid, terutama anak-anak muda yang memiliki potensi dan kekuatan. Jangan sampai anak muda hanya menjadi penonton kemegahan masjid. Kaum muda harus menjadi pelopor gerakan pemberdayaan dan kegiatan dakwah di masjid. (AS)


sumber gambar: Karya Roberi Rosar berjudul Masjid Al Mukmin cat minyak di kanvas ukuran 120 x 140 cm

Komentar